13 Oktober 2018 pukul 14.00, waktu istirahat yang ngaret jadi 2 jam setelah dari Namdaemun Market, membuat saya berubah pikiran untuk pergi ke tempat lain, yakni ke Haneul Park. Namun karena satu dan berbagai hal, perjalanan ke Haneul Park saat itu gagal total dan memutuskan kembali ke Namsan Tower. Ada apa ya di Haneul Park? Nantikan ceritanya di posting berikutnya.
Kembali lagi ke jalur awal, yaitu ke Namsan Tower, dari tempat dimana saya berada, di World Cup Stadium Station, dan berlanjut naik subway lalu turun di Myeongdong Station. Sudah mulai lelah kaki ini banyak naik turun tangga di subway, ditambah lagi sejak pagi tadi berjalan tanpa henti dari Desoksugung Palace, ke Namdaemun Market hingga ke City Hall Station. Dalam hati berteriak, apakah ada tukang pijit di daerah sini?
Tibalah di Myeongodong Station (Line 4), menurut petunjuk jalan, hanya berjalan sekitar 10-15 menit dari pintu keluar stasiun Exit no. 3. Keluar pintu stasiun belok kiri, jalan terus sampai patokan Pacific Hotel, kemudian ambil jalur sebelah kanan dan tetap mengikuti jalan hingga ke gedung Namsan Cable Car. 10 menit perjalanan sih ga masalah, yang jadi masalahnya adalah jalanannya nanjak broooh… Sudah mulai gempor nih kaki, tapi tetap semangat karena gedung cable car sudah terlihat di depan mata.
Sesampainya di tepi gedung cable car, terlihat potongan papan kertas bergambar Lee Min-Ho dengan ukuran aslinya, sambil memegang produk minuman di tangan kiri dan tangan kanannya melengkung kesamping, seolah-olah minta dipeluk. Senyumannya yang begitu manis, dibuat untuk menyemangati gw, tiba-tiba sirna karena setelah itu fokus gw pada puluhan anak tangga menuju loket tiket. Aigo! Betis semakin berat deh.
Setibanya di gedung cable car, mulailah gw antri untuk membeli tiket. Nunggunya 40 menit, tapi demi naik kereta gantung, rela deh antri melingkar-lingkar di dalam gedung. Daripada jalan nanjak sendirian dari Namsan Park hingga Namsan Seoul Tower hiii.. Tiket sekali perjalanan menaiki kereta gantung adalah 7,000 KRW (Rp. 93,800) dan untuk perjalanan pulang pergi seharga 9,500 KRW (Rp. 127,300). Tanpa berpikir panjang, gw pun membeli tiket PP saja, karena energi saat ini sudah mulai terkuras lebih baik menggunakan transportasi saja. Ampun mak, betis gw sudah nyut-nyutan.
40 menit berlalu, tibalah giliran gw untuk naik kereta gantung. Masuk ke kereta gantung penuhnya sama kaya lagi naik KRL huehue. Untung gw penumpang yang terakhir masuk, jadi berdirinya di depan pintu yang mana gw bisa menikmati pemandangan Namsan Park dari kaca pintunya.
Setibanya di lantai dasar Namsan Seoul Tower, ga begitu spesial-spesial amet sih. Oh begini toh rasanya, hanya penuh sesak dengan turis. Ada yang sibuk foto-foto, ada yang sibuk nulis si anu loves si anu di gembok kemudian dikunci di pagar yang mengelilingi area Namsan Tower, ada juga yang beristirahat karena cape habis nanjak. Gw pun sibuk memposisikan tripod untuk berpose dengan latar belakang Namsan Tower dan para gembok cinta.
Sambil menunggu giliran berfoto, Namsan Seoul Tower ini tingginya 236,7 meter, lebih tinggi daripada Monas tentunya yang hanya mencapai 132 meter. Namsan Seoul Tower ini sudah menjadi pusat wisata turis ketika tiba di Seoul. Sebenarnya ada observatorium yang dibuka untuk pengunjung di lantai 2 dan 3, serta restoran berputar juga tersedia di sini. Untuk masuk observatorium bisa dibayar dengan harga tiket 10,000 KRW (sekitar Rp. 134,000), tapi buat gw untuk menghemat waktu dan biaya, tidak sampai ke observatorium juga sudah cukup.
“Mba, bisa minta tolong fotoin kita?” ujar seorang wanita yang membawa kamera digitalnya, sambil menunjuk ke 2 temannya yang sudah siap difoto. Wah, serasa lagi wisata di Indonesia, karena turisnya banyak juga nih dari negara sendiri. Namanya lagi melancong sendiri, ada baiknya berkenalan dan membuat teman baru untuk membuat hidup lebih mudah. Kenapa lebih mudah? Yaa alasan utama jadi ada barengannya. Bisa ke tempat ini bareng, makan bareng, dan tentunya ada yang bisa gantian fotoin. Ternyata setelah berkenalan, mereka pun solo travellers juga yang ketemu ketika mendarat di Seoul, dan akhirnya berjalan bersama. Kebetulan setelah dari Namsan Tower, agenda kami semua adalah makan di daerah Myeongdong. Nah kan, jadi nambah teman baru buat makan bersama, daripada makan sendirian hiks.
Myeongdong Area
Hari sudah semakin gelap, dan setelah puas mengambil foto di Namsan Seoul Tower, perut kami sudah mulai keroncongan. Kami berencana untuk makan di daerah Myeongdong, di salah satu restoran Halal yang bernama Busan Jib.
Turun dari Namsan Tower dengan kereta gantung dan kami berempat pun berjalan menyusuri jalan turunan hingga bertemu Myeongdong Station Exit No. 3. Lokasi tempat makan ada di seberang, jadi kami menyebrang dan masuk ke jalanan yang ramai pengunjung.
Saat itu malam minggu, jadi tempat ini penuh sesak. Ada apa sih di Myeongdong? TEMPAT BELANJA. Nih ya buat kalian yang suka banget belanja, silakan main saja ke daerah ini. Untuk harga relatif lebih mahal dari tempat lain, tapi semua ada disini.
Mau aksesoris? Check
Makanan? Check
Kaos kaki? Check
Sepatu hits? Check
Kosmetik? Check
Kosmetik brand grup k-pop? Check check
Gw ga mau tergoda untuk belanja lagi, jadi cuma bisa fokus ke nama toko-toko yang dilewati saja. Sesekali mencium aroma jajanan dibakar yang menggugah selera, dan berhenti sejenak untuk meresapi. Karena sedang mengikuti teman-teman, jadi ga bisa terhipnotis lama-lama di kios jajanan. Akhirnya sampai lah di gang menuju restoran, hanya ada papan kecil yang menandakan restoran berada di dalam gang ini.
Alamat Busan Jib:
1-4 Myeongdong 8-gil, Myeongdong 2(i)-ga, Jung-gu, Seoul, South Korea
Buka sampai jam 10 malam.
Tempatnya sederhana, menyajikan menu masakan korea seperti Bibimbab, Ramyeon, Samgyetang, Bulgogi, dan lainnya. Namanya orang Indonesia ya, kalau belum kena nasi itu belom makan, pasti nyarinya menu yang ada nasinya. Tapi buat gw, ngebayangin Yoo Jae Seok makan ramyeon sambil diseruput panas-panas itu lebih menggiurkan. Jadi dipesanlah ramyeon buat gw dan 3 bibimbap untuk teman-teman gw. Harga bibimbap dan ramyeon masing-masing adalah 10,000 KRW (Rp 134,000), iyak seharga tiket masuk observatorium Namsan Seoul Tower tadi kan hahah.
Emang seporsi makanan di restoran itu agak mahal ya, karena rata-rata harga untuk porsi personal berkisar 7,000 KRW – 15,000 KRW. Belum lagi makan daging bakar yang menggiurkan itu harganya mulai dari 15,000 KRW ke atas. Strategi gw biar dompet ga jebol karena makanan mahal adalah memberi jatah makan di restoran hanya sekali dalam sehari, sisanya gw makan gimbab dari 7-11 seharga 1,900 KRW (Rp. 25,460) dan air putih. Sedih? Sedih banget heheh
Yang tadi seharian cuma makan gimbab dan air putih saja, makan ramyeon aja terasa nikmat banget. Makanan habis dalam waktu singkat, dan setelah menyelesaikan pembayaran, beranjak lah kita semua mengelilingi Myeongdong Street. Gw sebenarnya punya misi mencari kosmetik titipan teman di Jakarta, jadi biar lebih santai belanjanya, gw pamit meninggalkan teman-teman untuk berjalan sendiri.
Gw masuk lah ke salah satu toko kosmetik dari sekian banyaknya dan mulai survei harga. Ternyata harga aslinya dari Korea ga beda jauh sama harga jual di toko resmi di Jakarta, paling beda sekitar 20% untuk biaya pajak. Di toko kosmetik ini, bertebaran tester di setiap rak mereknya. Pengunjung bebas mencoba variasi warna lipstik, lip tint maupun lip cream sebelum membeli. Bahkan, saking bebasnya mencoba-coba, sampai ada yang dandan full make-up dengan tester tersebut dan para SPGnya pun ikut membantu dengan meriasnya. Lumayan kan kalau stok lipstik lagi habis tinggal mampir aja ke toko kosmetik terdekat dan oles tester ke bibir. Hihihi kalau di negeri sendiri sih udah jadi bahan gossip mba-mba SPGnya kali.
Memang Korea Selatan udah menjadi syurga bagi mereka yang suka merawat diri. Berbagai macam produk ditawarkan, karena orang korea sendiri punya ritual 10 step Korean skincare , jadi ya jenis produk yang dijual udah macem-macem deh.
Toner ini, cleansing oil itu, face serum, lightening mask, vitamin E, anti-aging dan semacamnya. Jangan heran kalau wanita korea kinclong-kinclong, ya karena perawatan kulitnya maksimal. Sedangkan gw?
Hasil berbelanja di Myeongdong adalah memborong masker wajah buat oleh-oleh dan pemakaian pribadi. Sempat bertanya juga ke SPGnya ini masker 2 bundel beratnya berapa kilo? Dan dijawabnya “3 to 4 kilos” hmm.. Agak khawatir juga nih takut overweight. Untung naik Garuda Indonesia, jadi masih ada jatah bagasi sampai 30 kg. Yak, sudah lelah hayati, ku ingin cepat sampai penginapan. Selesai dari Myeongdong, berbalik arah menuju Hongdae, dimana kasur sudah menungguku. Sampai jumpa Myeongdong dan para sales promotion girl/boy yang sangat menarik perhatian pengunjung.
Destinasi Berikutnya: Haneul Park
Baca juga Solo Travelling ke Seoul? Kemana aja?
Informasi Umum Namsan Seoul Tower:
Jam buka observatorium: 09-00~23:00 / Hari Sabtu sampai 24.00
Tiket masuk:
Dewasa: 10,000 KRW
Anak-anak : 8,000 KRW
Cara menuju tempatnya:
Naik bus 2,3 atau 5. Naik kereta gantung Namsan Cable Car
Alamat:
02-3455-9277 / www.nseoultower.com